Jakarta OKJAKARTA.com – Pemerintah Kota Jakarta Barat (Pemkot Jakbar) menyiapkan sekitar 4.100 ember bibit nyamuk berbakteri wolbachia. Nyamuk itu akan digunakan untuk menangani kasus demam berdarah dengue (DBD) di Jakbar.
“Peluncurannya di Kecamatan Kembangan sebagai percontohan pada awal Desember 2023,” kata Kepala Suku Dinas Kesehatan (Sudinkes) Jakbar, Erizon Safari, dilansir Antara, Sabtu (4/11/2023).
Ia menjelaskan, ribuan ember nyamuk ber-wolbachia tersebut akan dijaga oleh ‘orang tua asuh’, dalam hal ini pemilik rumah, tempat ember tersebut ditempatkan. Keberadaan nyamuk berbakteri itu pun bakal terus dipantau setiap dua pekan sekali.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Yang paling penting adalah orang tua asuh nyamuk. Itu yang kita sebut orang tua asuh adalah rumah-rumah yang ditempatkan, diletakkan ember-ember berisi telur nyamuk itu yang akan dipantau tiap dua minggu sekali (perkembangannya),” terangnya.
Erizon menyebut, sejauh ini, pihaknya sudah melakukan persiapan dengan melatih kader-kader yang menjadi koordinator lapangan dalam program tersebut. Penanganan DBD dengan nyamuk ber-wolbachia terbukti 87 persen efektif saat uji coba di beberapa wilayah, seperti Bantul, Sleman, dan Yogyakarta.
“Sudah, dari tingkat kota sudah dilakukan pelatihan untuk koordinator lapangan. Teman-teman koordinator lapangan yang akan memantau di Kembangan. Juga, dilakukan sosialisasi secara tidak langsung oleh teman-teman kader dari puskesmas,” kata Erizon.
Erizon juga menjelaskan alasan dipilihnya daerah Kembangan sebagai percontohan. Sebab, jumlah bibit wolbachia yang masih terbatas dari Universitas Gadjah Mada (UGM) dan laboratorium Kementerian Kesehatan di Solo.
“Karena memang untuk merilis ini dibutuhkan jumlah telur nyamuk ber-wolbachia yang sangat banyak. Untuk saat ini hanya bisa didukung dari lab UGM dan lab Kemenkes yang di Solo, sehingga tidak bisa semua dan akan bertahap,” kata Erizon.
Sementara itu, Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Sudinkes Jakbar, Arum Ambarsari, mengatakan wolbachia adalah sejenis bakteri yang normalnya hidup dalam tubuh serangga dan tidak berbahaya terhadap serangga tersebut.
“Berdasarkan penelitian di Australia, bakteri wolbachia yang disuntikkan ke dalam tubuh nyamuk penyebar virus dengue bisa menurunkan jumlah virus dengue yang ada di dalam tubuh nyamuk Aedes aegypti (melalui kompetisi antara bakteri wolbachia dan virus dengue). Nyamuk Aedes itu kemudian menjadi nyamuk Aedes yang memiliki wolbachia,” kata Arum.
Harapannya, lanjut Arum, nyamuk Aedes yang memiliki wolbachia dalam tubuhnya tidak bisa lagi menularkan virus dengue dari satu manusia ke manusia yang lain.
“Dulu, dalam penelitian di Australia itu menggunakan metode suntik bakteri wolbachia. Nah, kita sudah tidak pakai suntik lagi nih, tetapi kita mengembangbiakkan nyamuk wolbachia,” jelas Arum.