JAKARTA, OKJAKARTA.COM – Komunitas Historia Batavia yang digagas oleh Hikmiyyah Salsabiila El-Rahma Rosyady bersama pemuda Jakarta dan didukung oleh Lembaga Kebudayaan Betawi sukses menggelar acara bertajuk “Ngulik Betawi Nyok!” (NGUBEK) di Kantor Lembaga Kebudayaan Betawi, Jakarta Selatan. Kegiatan ini menjadi ruang diskusi edukatif dan interaktif yang membahas sejarah 500 tahun kota Jakarta serta dinamika identitas suku Betawi dalam perjalanan sejarahnya.
Forum NGUBEK menghadirkan Yahya A. Saputra, peneliti sejarah Jakarta sekaligus pakar budaya Betawi yang aktif melestarikan budaya lokal. Dengan gaya penyampaian ringan namun penuh wawasan, Yahya berhasil menghidupkan diskusi dan menggugah kesadaran generasi muda akan pentingnya memahami akar sejarah dan budaya kota mereka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Acara dipandu dengan hangat oleh Oval Pangestu (Abang Bekasi) dan Amira Kareem Al-Kathiri (None Jakarta). Kehadiran keduanya menciptakan suasana akrab dan santai, namun tetap menjaga fokus pada esensi diskusi yang mendalam dan reflektif.
Hikmiyyah, penggagas acara sekaligus founder Komunitas Historia Batavia, menyampaikan pentingnya peran anak muda dalam menjaga warisan budaya. “Sejarah bukan hal kuno kalau dibaca dengan mata muda. Lewat Ngubek, kita buktiin kalau pemuda Jakarta bisa jadi agen perubahan budaya, bukan hanya menikmati kota, tapi juga merawat jati dirinya,” ujarnya.
Sekretaris Umum Lembaga Kebudayaan Betawi, Imbong Hasbullah, turut memberikan apresiasi terhadap inisiatif ini. Ia menilai NGUBEK sebagai contoh transformasi budaya yang digerakkan oleh anak muda. “Harapannya, kegiatan ini mampu membentuk generasi yang berpikiran global namun berperilaku lokal – ‘think globally, act locally’ – dalam menyambut 500 tahun Jakarta yang mendunia,” ungkapnya.
Menariknya, seluruh rangkaian acara ini diselenggarakan tanpa pendanaan dari institusi atau sponsor mana pun. Semua kebutuhan, termasuk konsumsi, disediakan secara gotong royong oleh panitia dan peserta. Aneka jajanan tradisional seperti selendang mayang, talam, ongol-ongol, lapis legit, hingga samosa, disajikan sebagai simbol semangat kebersamaan dan keberagaman rasa.
Kolaborasi antara Komunitas Historia Batavia dan Lembaga Kebudayaan Betawi menunjukkan bahwa sinergi komunitas pemuda dan lembaga budaya dapat menghadirkan ruang edukasi yang inklusif, relevan, dan berakar pada nilai-nilai lokal. Historia Batavia berkomitmen untuk terus mendorong generasi muda Jakarta mengenal, mencintai, dan melestarikan budaya Betawi melalui diskusi publik, tur sejarah, dan konten edukatif berbasis nnilai (MW)