DENPASAR – Reiki-LingChi kembali menggelar pelatihan energi spiritual tingkat tinggi bertajuk Pelatihan LingChi di Denpasar, Bali, pada 15 Juni 2025. Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Master Ricky Suharlim, seorang Master Reiki Tibet dan Master LingChi, yang juga merupakan penerima dua penghargaan Rekor MURI pada tahun 2000.
Metode LingChi dikenal sebagai salah satu bentuk penyembuhan spiritual berbasis energi tinggi, yang bertujuan untuk membantu mempositifkan diri sendiri serta lingkungan sekitar. Dalam pelatihan ini, peserta tidak hanya diajarkan teknik penyembuhan, tetapi juga diajak memahami energi sebagai sumber harmoni dan keseimbangan hidup.

Puluhan peserta dari berbagai kota di Indonesia hadir dalam pelatihan ini, di antaranya dari Medan, Bandung, Jakarta, Surabaya, Lombok, hingga Bali. Menariknya, sejumlah peserta berlatar belakang medis turut mengikuti pelatihan ini, menandakan semakin terbukanya kalangan profesional terhadap metode penyembuhan komplementer.
Salah satu peserta yang mencuri perhatian adalah Haji Sunarto, pria berusia 88 tahun asal Medan, Sumatera Utara. Dengan semangat tinggi, ia menempuh perjalanan panjang demi mengikuti pelatihan ini.

“Saya belajar Reiki tingkat 1, 2, dan 3 di Medan pada tahun 2007. Karena saya merasakan banyak manfaatnya, saya kejar terus sampai tingkat LingChi ini di Bali,” ungkap Haji Sunarto dengan wajah sumringah penuh kebahagiaan.
Dalam sambutannya, Master Ricky menegaskan bahwa Reiki-LingChi bukanlah bagian dari agama atau aliran kepercayaan tertentu, melainkan metode penyembuhan yang bersifat komplementer, mendampingi proses medis konvensional.
“Tidak perlu langsung percaya atau yakin. Cukup belajar dan lakukan apa yang diajarkan, rasakan manfaatnya sendiri,” ujar Master Ricky, pendiri Pusat Meditasi Reiki & LingChi yang berlokasi di Lodtunduh, Ubud, Bali.
Pelatihan ini menjadi bukti bahwa semangat belajar dan mencari penyembuhan sejati tidak mengenal usia, latar belakang, maupun jarak. LingChi hadir sebagai jalan alternatif menuju kesehatan holistik dan ketenangan batin.
Penulis : Fahmy Nurdin
Editor : Fahmy Nurdin