JAKARTA – Deolipa Yumara angkat bicara mengenai maraknya kasus dugaan pelecehan seksual yang melibatkan oknum dokter terhadap pasiennya. Dalam pernyataannya, Deolipa menegaskan bahwa dokter adalah profesi yang memikul tanggung jawab moral dan etik yang sangat tinggi, sehingga pelanggaran seperti ini tidak bisa ditoleransi.
“Dokter ini adalah Individu yang paling harus menjaga martabat dan harkatnya, karena tanggung jawab dokter ini yang sifatnya fisik ketemu fisik. Jadi dokter ini harus netral, baik netral dari Gender maupun netral dari Nafsu, jadi kalau dokter melakukan pelecehan ya jangan jadi dokter,” tegas Deolipa saat dijumpai wartawan, di Jakarta, Senin (21/4/2025).
Menurut Deolipa, profesi dokter mengharuskan interaksi fisik antara dokter dan pasien, baik perempuan maupun laki-laki, namun hal tersebut semestinya dilandasi oleh nilai-nilai etika dan keilmuan, bukan hasrat nafsu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kalau dokter kemudian melakukan pelecehan, ya jangan jadi dokter. Karena dokter itu menangani semua orang, baik laki-laki maupun perempuan, dan mereka harus paham nilai-nilai etik sejak awal pendidikan,” tutur Deolipa.
Ia juga menyoroti pentingnya edukasi bagi pasien, agar mampu mengenali tindakan medis yang sesuai dan yang melampaui batas. Deolipa menyarankan agar masyarakat lebih sadar akan hak-haknya dalam pelayanan kesehatan dan berani melapor jika merasa menjadi korban.
“Apakah si korban ini tahu atau tidak? Diajarkan atau tidak? Ini penting. Karena tindakan pelecehan bukan bagian dari proses pengobatan,”tutup Deolipa.
Ditengah meningkatnya laporan dugaan pelecehan yang dilakukan oleh oknum tenaga kesehatan. Pernyataan Deolipa ini menambah sorotan terhadap pentingnya penegakan kode etik di dunia medis dan perlindungan terhadap hak-hak pasien.
Penulis : Fahmy Nurdin
Editor : Fahmy Nurdin