Sengketa HighScope Rancamaya Memanas: Pertarungan Legalitas, Tata Kelola dan Masa Depan Pendidikan

- Jurnalis

Jumat, 15 Agustus 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Foto: Kolase Kuasa Hukum YBTA, Chandra Goba dan Tim

Foto: Kolase Kuasa Hukum YBTA, Chandra Goba dan Tim

JAKARTA – Konflik kepemilikan dan pengelolaan Sekolah HighScope Rancamaya antara Yayasan Bina Tunas Abadi (YBTA) dan Yayasan Perintis Pendidikan Belajar Aktif (YPPBA) kian meruncing, menyoroti bukan hanya sengketa aset, tetapi juga prinsip tata kelola dan integritas dunia pendidikan.

Pihak pertama, YBTA, telah mengelola HighScope Rancamaya sejak 2008, mengantongi akta pendirian yayasan, SK Kementerian Hukum dan HAM, serta izin operasional Dinas Pendidikan yang diklaim masih berlaku. Pihak kedua, YPPBA, disebut melakukan pengambilalihan pengelolaan sekolah secara sepihak.

Menurut kuasa hukum YBTA, Chandra Goba, pengambilalihan oleh YPPBA tidak didasari putusan pengadilan maupun surat kuasa resmi. “Sejak awal seluruh legalitas berada di bawah YBTA, dan kami menjalankan amanah ini dengan penuh tanggung jawab,” tegas Chandra dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (14/8).

Chandra mengungkap, kerjasama sebelumnya berbentuk sublisensi yang terafiliasi dengan HighScope Educational Research Foundation (HSERF) di Amerika Serikat.

Namun, hasil penelusuran di Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) menunjukkan lisensi resmi antara HSERF dan YPPBA baru terdaftar pada 2024, berlaku hingga Desember 2026. Ia menuding, nama “PT HighScope Indonesia” sempat digunakan tanpa persetujuan pemilik merek di AS.

Lebih jauh, HSERF disebut hanya menyelenggarakan pendidikan jenjang TK, sehingga penggunaan nama “HighScope” untuk SD hingga SMA di Indonesia tidak termasuk dalam sistem resmi HSERF.

Presiden HSERF, Alejandra Baraza, pada 2 Mei 2024 disebut mengirim surat meminta YPPBA mengembalikan pengelolaan HighScope Rancamaya kepada YBTA. Kesepakatan sempat tercapai pada 6 Mei, namun YPPBA dinilai belum menjalankan komitmen tersebut.

Kuasa hukum YBTA lainnya, Dolan Colling, menegaskan bahwa sengketa ini tidak hanya menyangkut kepemilikan. “Pendidikan bukan aset bisnis, melainkan amanah bagi masa depan generasi bangsa,” ujarnya.

Ia menilai, konflik yang melibatkan lisensi, kurikulum internasional, dan izin operasional akan berdampak langsung pada kepastian belajar siswa dan kepercayaan orang tua.

Dalam sidang 1 Agustus, saksi ahli hukum perdata Gunawan Widjaja memaparkan syarat sah perjanjian menurut Pasal 1320 KUHPerdata, unsur wanprestasi sesuai Pasal 1243, dan kriteria perbuatan melawan hukum. Ia mencontohkan, penggunaan izin operasional atas nama pihak lain tanpa persetujuan atau pemutusan perjanjian sepihak di luar prosedur dapat dikategorikan sebagai pelanggaran hukum.

Gunawan juga menyoroti perubahan status lisensi di situs resmi pemberi lisensi sebagai indikasi berakhir atau berubahnya hubungan hukum.

“Kepatuhan terhadap perjanjian dan aturan hukum adalah kunci penyelesaian konflik secara adil dan transparan,” tegasnya.

YBTA masih mengelola TK dan SD di HighScope Rancamaya, keduanya berakreditasi A, sembari menunggu kepastian hukum terkait lisensi dan kurikulum. Sementara YPPBA belum memberikan pernyataan resmi pasca-tudingan terbaru.

Sengketa HighScope Rancamaya kini menjadi ujian besar bagi konsistensi penegakan hukum di sektor pendidikan. Di tengah tarik-menarik legalitas dan lisensi, nasib ratusan siswa dan guru menjadi taruhan. Penyelesaian yang mengedepankan transparansi, keadilan, dan kepastian hukum menjadi tuntutan utama semua pihak.

Berita Terkait

Barbie Kumalasari dan Firdaus Oiwobo Tegaskan Klarifikasi Insiden Penyerangan di TV One: Tolak Rekayasa, Soroti Dugaan Perundungan
Kericuhan di Studio TV One, Sunan Kalijaga Laporkan Dugaan Penyerangan oleh Tim Kuasa Hukum drg
Warga Kelapa Dua Geram, Tarif Air Perumdam TKR Melonjak hingga 100 Persen
Kuasa Hukum Fariz RM Tantang Replik Jaksa, Pecandu Butuh Rehabilitasi Bukan Penjara
Pengadilan Negeri Jakarta Barat Gelar Sidang Sengketa Tanah, H. Japar Hadirkan Fakta Baru
Tim Kuasa Hukum Fariz RM Bacakan Pledoi: Bantah Dakwaan Jaksa, Tegaskan Fariz Korban Penyalahgunaan Narkotika
Pengeroyokan Wartawan di Pekanbaru: Investigasi BBM Subsidi Berujung Kekerasan
Bongkar Skandal PT Amman Mineral: Tambang Raksasa, Janji Manis, dan Luka Panjang Sumbawa Barat

Berita Terkait

Sabtu, 16 Agustus 2025 - 08:37 WIB

Barbie Kumalasari dan Firdaus Oiwobo Tegaskan Klarifikasi Insiden Penyerangan di TV One: Tolak Rekayasa, Soroti Dugaan Perundungan

Sabtu, 16 Agustus 2025 - 02:27 WIB

Kericuhan di Studio TV One, Sunan Kalijaga Laporkan Dugaan Penyerangan oleh Tim Kuasa Hukum drg

Jumat, 15 Agustus 2025 - 22:38 WIB

Sengketa HighScope Rancamaya Memanas: Pertarungan Legalitas, Tata Kelola dan Masa Depan Pendidikan

Jumat, 15 Agustus 2025 - 15:36 WIB

Warga Kelapa Dua Geram, Tarif Air Perumdam TKR Melonjak hingga 100 Persen

Kamis, 14 Agustus 2025 - 18:51 WIB

Kuasa Hukum Fariz RM Tantang Replik Jaksa, Pecandu Butuh Rehabilitasi Bukan Penjara

Berita Terbaru

Jemaat GPdI Immanuel Pesakih Sambut Kembalinya Pdt Decky Lavian

Organisasi Masyarakat

Jemaat GPdI Immanuel Pesakih Kembali Dipimpin Pdt Decky Lavian

Senin, 18 Agu 2025 - 10:19 WIB