JAKARTA – Maraknya peredaran rokok ilegal di wilayah Tambora, Jakarta Barat, semakin meresahkan. Produk tanpa cukai ini banyak dijual bebas di warung-warung dengan harga jauh lebih murah dibandingkan rokok resmi. Masyarakat pun mendesak Polsek Tambora untuk segera bertindak tegas dan menertibkan para pedagang yang menjual rokok ilegal di wilayah hukumnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Berdasarkan pantauan di lapangan, rokok ilegal dengan merek seperti Oris dijual dengan harga sekitar Rp16 ribu per bungkus atau Rp140 ribu per slop. Harga yang murah membuat rokok ini banyak diminati oleh masyarakat, terutama dari kalangan berpenghasilan rendah.
“Saya menjual rokok Oris seharga Rp16 ribu per bungkus karena peminatnya banyak,” ujar seorang pedagang di Tambora pada Rabu (5/3/2025).
Seorang warga Kerendang, Sl, mengakui bahwa dirinya sering membeli rokok ilegal karena lebih murah dan memiliki berbagai varian rasa.
“Harganya jauh lebih murah dibandingkan rokok resmi, jadi saya sering beli di warung,” katanya singkat.
Peredaran rokok tanpa cukai ini jelas merugikan negara karena mengurangi penerimaan dari sektor cukai. Selain itu, rokok ilegal tidak melalui pengawasan yang ketat sehingga berpotensi membahayakan kesehatan konsumen.
Pihak kepolisian, khususnya Polsek Tambora, diharapkan segera mengambil langkah konkret untuk memberantas peredaran rokok ilegal. Selain menyasar para pedagang, polisi juga harus mengusut dan membongkar jaringan pemasok rokok ilegal yang beroperasi di wilayah Tambora.
“Kepolisian seharusnya bertindak tegas. Jangan hanya menindak pedagang kecil, tapi juga mencari bandar besar yang mengedarkan rokok ilegal ini,” ujar salah satu warga yang enggan disebutkan namanya.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari Polsek Tambora mengenai langkah yang akan diambil untuk menangani masalah ini. Masyarakat berharap aparat penegak hukum segera turun tangan agar peredaran rokok ilegal bisa diberantas hingga ke akarnya.
Penulis : Andrian
Editor : Andrian
