JAKARTA – Organisasi Bang Japar Indonesia kembali menggelar acara “Ngobrol Seru” yang kali ini mengusung tema inovatif yaitu Inovasi Sabun dari Ampas Kopi dan Sabun Nabati Ramah Kulit. Acara di gelar di Kantor DPP Bang Japar Indonesia, Jl Melati Putih No M.19 Kemanggisan, Palmerah, Jakarta Barat, Selasa (29/7/2025).
Hadir sebagai narasumber utama adalah Dr. Diah Kusmardini, M.Si, seorang dosen sekaligus ahli kimia yang fokus pada produk sabun nabati, serta Aries Isnan Ridho, SH selaku Ketua Umum Bang Japar Indonesia.
Dalam sambutannya, Ridho mengungkapkan rasa syukur dan penghargaan atas kehadiran narasumber serta para anggota Bang Japar dari berbagai wilayah Jakarta.
“Kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat kesehatan dan umur panjang sehingga kita dapat berkumpul di sini dalam kondisi sehat walafiat,” ujarnya.
Ridho juga menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari program edukasi berkelanjutan Bang Japar untuk memperkuat kemampuan internal organisasi dan masyarakat dalam menghadapi tantangan menuju Jakarta sebagai kota global dan berbudaya.
“Kegiatan ngobrol seru ini bertujuan memberikan pembekalan pengetahuan, terutama tentang inovasi sabun dari ampas kopi dan sabun nabati yang ramah lingkungan dan kulit. Ini adalah upaya awal agar kita bisa mengembangkan kreativitas dan kemampuan, tidak hanya untuk keluarga besar Bang Japar, tetapi juga untuk masyarakat luas,” tambah Ridho.
Sementara itu, Dr. Diah Kusmardini menjelaskan bahwa sabun nabati merupakan sabun yang dibuat dari bahan alami tumbuhan seperti minyak kelapa, minyak sawit, dan minyak zaitun, dengan tambahan bahan alami lainnya seperti minyak esensial dan ekstrak herbal.
“Sabun nabati lebih ramah lingkungan karena biodegradable dan aman untuk kulit karena tidak mengandung bahan kimia berbahaya seperti paraben atau SLS,” jelas Dr. Diah.
Dr. Diah juga menambahkan bahwa ampas kopi yang seringkali dianggap limbah justru dapat dimanfaatkan sebagai bahan filler dan aroma alami dalam pembuatan sabun.
“Ampas kopi ini memiliki kandungan yang bermanfaat dan dapat digunakan sebagai bahan dasar sabun, sehingga limbah kopi dapat dimanfaatkan secara optimal,” ujarnya.
Dalam pemaparannya, Dr. Diah menekankan berbagai keunggulan sabun nabati, antara lain menjaga keseimbangan minyak alami kulit, memberikan hidrasi, dan mengandung vitamin serta antioksidan alami yang baik untuk kulit sensitif dan bermasalah.
Meski demikian, sabun nabati memiliki beberapa keterbatasan, seperti umur simpan yang lebih pendek dan harga produksi yang cenderung lebih mahal dibanding sabun kimia.
Acara yang berlangsung interaktif ini juga diisi dengan praktik pembuatan sabun secara langsung oleh Dr. Diah, sehingga peserta dapat lebih memahami proses dan komposisi bahan sabun nabati.
“Dengan edukasi seperti ini, kami berharap masyarakat tidak hanya menjadi konsumen, tetapi juga dapat berkreasi dan bahkan membuka peluang usaha dari sabun ramah lingkungan ini,” tutup Dr. Diah.
Kegiatan ini menjadi langkah awal yang positif bagi Bang Japar Indonesia dalam mendukung gerakan inovasi dan keberlanjutan di tengah masyarakat Jakarta.
Diharapkan program edukasi serupa akan terus dilakukan di wilayah lain guna memperluas manfaat dan pengetahuan.
Penulis : Fahmy Nurdin
Editor : Fahmy Nurdin