JAKARTA – Gelombang kasus keracunan yang muncul dari Program Makan Bergizi Gratis (MBG) terus meluas dengan jumlah korban yang kini dilaporkan menembus lebih dari 6.000 anak di berbagai daerah di Indonesia. Presiden Joko Widodo Subianto menegaskan pemerintah akan mengambil langkah serius dan cepat untuk mengatasi persoalan ini, mengingat keselamatan anak-anak penerima manfaat merupakan prioritas utama.
Presiden Prabowo yang baru saja kembali dari kunjungan luar negeri langsung menyatakan akan memanggil pimpinan Badan Gizi Nasional (BGN) guna melakukan evaluasi menyeluruh. “Kita harus waspada. Program MBG ini tujuannya mulia, yaitu memberi makan sehat bagi anak-anak yang selama ini hanya bisa makan seadanya, seperti nasi dengan garam. Tentu ada hambatan, tapi semua itu akan kita atasi. Saya ingin perbaikan segera dilakukan,” kata Prabowo di Bandara Halim Perdanakusuma, Sabtu (27/9).
Ia juga mengingatkan agar kasus keracunan ini tidak dipolitisasi. “Ini masalah besar, melibatkan jutaan anak. Kita akan diskusikan secara menyeluruh, benahi kekurangan yang ada, dan pastikan program berjalan dengan baik,” tambahnya.
Wakil Kepala BGN Bidang Komunikasi Publik & Investigasi, Nanik S. Deyang, menyebut lembaganya tidak ingin kasus ini berlarut-larut. BGN kini bekerja sama dengan Badan Intelijen Negara (BIN) dan Kepolisian RI untuk menelusuri akar persoalan.
“Kita tidak ingin ada lagi anak-anak menjadi korban. Karena itu, BIN sudah turun, Polri juga sudah mendalami kasus ini. Jika ditemukan unsur kriminal, maka akan diproses secara pidana. Baik itu pemilik dapur, SPPG, maupun pihak lain yang terbukti lalai atau sengaja melakukan tindakan berbahaya,” tegas Nanik dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (26/9).
Selain langkah hukum, BGN juga melakukan perbaikan standar operasional prosedur (SOP) pada pelaksanaan MBG. “Dari dapur hingga distribusi makanan akan dievaluasi ketat. Semua sisi kita lihat, agar kasus serupa tidak terulang,” ujarnya.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyatakan institusinya telah menurunkan tim ke berbagai daerah untuk menyelidiki kasus keracunan MBG secara detail. “Saya sudah perintahkan seluruh anggota mendalami satu per satu laporan yang masuk. Penanganannya akan transparan dan publik bisa memantau langsung. Nanti perkembangan resmi akan kami umumkan,” kata Sigit di Mabes Polri, Jumat (26/9).
Meski belum menjelaskan secara rinci tahapan penyidikan, Sigit memastikan Polri akan mengusut kasus ini sampai tuntas dan menindak siapa pun yang bertanggung jawab.
Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi menambahkan, perhatian Presiden terhadap kasus ini sangat tinggi. Bahkan, sesaat setelah tiba di Tanah Air, Prabowo langsung memimpin rapat darurat bersama sejumlah menteri dan kepala lembaga terkait.
“Beliau menekankan soal disiplin kebersihan di dapur-dapur MBG. Dari hasil uji sampel, ada indikasi bakteri akibat kurang higienis dalam proses memasak. Presiden sampai menyoroti detail seperti kualitas air dan manajemen dapur. Jadi tata kelola MBG harus segera dibenahi,” ungkap Prasetyo di Jakarta, Minggu (28/9).
Pemerintah juga mempercepat sertifikasi Laik Higiene Sanitasi (SLHS) bagi seluruh dapur penyelenggara MBG. Target percepatan bahkan dipatok dalam hitungan minggu agar seluruh dapur memiliki standar kelayakan yang sama.
Kasus keracunan MBG menjadi sorotan luas masyarakat dan menimbulkan keresahan di kalangan orang tua. Banyak yang khawatir anak-anak mereka akan menjadi korban jika dapur MBG tidak segera dibenahi.
Namun, pemerintah menegaskan komitmen penuh untuk menjaga keberlangsungan program unggulan ini dengan perbaikan total. “Tujuan MBG adalah memastikan setiap anak Indonesia mendapat makanan sehat dan bergizi. Presiden ingin ini tetap berjalan, tapi harus aman dan kredibel,” tutup Prasetyo.
Dengan keterlibatan lintas lembaga, perbaikan SOP, dan pengawasan ketat dari Presiden langsung, publik kini menanti langkah nyata pemerintah dalam memastikan keselamatan anak-anak sekaligus keberlangsungan program MBG yang digadang sebagai salah satu proyek prioritas nasional.
(*/Fahmy)