JAKARTA – Suasana hangat dan penuh nostalgia mewarnai Reuni Akbar Indosiar yang digelar di Plaza Twins Hotel, Slipi, Jakarta Barat, pada Jumat (5/12). Salah satu figur yang turut hadir dan menjadi perhatian adalah Alia Rohali, presenter sekaligus aktris yang pernah mewarnai layar kaca pada era keemasan stasiun televisi tersebut.
Ditemui di lokasi acara, Alia mengaku senang dapat menghadiri reuni ini. Ia bahkan menyempatkan diri untuk meluangkan waktu di tengah kesibukannya. “Saya senang sekali dapat undangan ini. Rasanya seperti kembali ke masa ketika hampir setiap hari saya berkegiatan di Indosiar, terutama saat banyak membawakan program kuis Siapa Berani,” ujarnya.
Alia menuturkan bahwa Indosiar memiliki tempat khusus dalam perjalanan kariernya. Sejak awal kemunculannya sebagai finalis Putri Indonesia 1997–1998, ia sudah kerap tampil di berbagai program televisi di stasiun tersebut. “Banyak sekali kenangan dan teman lama di sini. Tadi baru bertemu satu dua orang, yang lain belum sempat saya lihat. Tapi suasananya bikin kangen,” katanya.
Kini, Alia lebih banyak berkegiatan sebagai notaris dan mengakui sudah tidak aktif lagi di dunia hiburan. Meski begitu, sesekali ia masih menerima tawaran bermain film sebagai pengobat rindu pada dunia seni peran. “Sekarang fokus saya sebagai istri dan ibu. Dunia hiburan tinggal untuk nostalgia saja,” tambahnya.
Mengenang perubahan zaman, Alia mengakui industri televisi sudah tidak lagi sama seperti era ketika ia aktif di Indosiar. “Beda sekali ya. Dulu stasiun TV itu penuh aktivitas, banyak kreativitas berseliweran. Sekarang ya sudah seperti apa adanya saja,” ujarnya sambil tersenyum.
Meski jarang tampil di layar kaca, Alia tetap menjaga kesibukan melalui hobi olahraga, termasuk mengikuti beberapa event lari internasional. “Kalau ada waktu, ya lari. Pernah juga ikut lari di New York. Tapi untuk di Jakarta sudah jarang,” katanya.
Kehadiran para alumni, termasuk Alia Rohali, menjadi bukti kuat bahwa Indosiar pernah menjadi rumah bagi banyak talenta dan pelaku industri kreatif. Reuni ini tak sekadar ajang silaturahmi, tetapi juga ruang untuk mengenang masa ketika televisi menjadi pusat hiburan favorit masyarakat Indonesia.




































