JAKARTA – Ikatan Alumni Kedokteran Seluruh Indonesia (FIAKSI) menggelar kegiatan bakti sosial (baksos) dan edukasi HIV AIDS di kawasan Car Free Day (CFD) Jakarta, Minggu (22/12). Kegiatan ini dilakukan dalam rangka memperingati Hari HIV AIDS Sedunia sekaligus menjadi bagian dari rangkaian Musyawarah Nasional (Munas) FIAKSI ke-4.
Rangkaian kegiatan meliputi jalan santai, senam bersama, serta talkshow edukasi kesehatan yang diikuti oleh berbagai elemen masyarakat, mulai dari tenaga medis, mahasiswa, hingga pelajar sekolah menengah.
Ketua Panitia Baksos FIAKSI, Dr. dr. Kemas Abdurrohim, Sp.Ak, MARS, M.Kes, mengatakan kegiatan ini bertujuan meningkatkan kesadaran publik mengenai HIV AIDS sekaligus menghapus stigma terhadap para penyintas.
Kami ingin masyarakat memahami bahwa HIV AIDS bukan untuk dijauhi, melainkan diobati. Stigma harus dihilangkan agar pasien mau berobat secara rutin sehingga rantai penularan dapat diputus,” ujar Kemas.
Menurutnya, penderita HIV yang terdeteksi sejak dini dan menjalani pengobatan secara teratur tetap dapat hidup sehat dan produktif. Karena itu, edukasi kepada generasi muda dinilai menjadi langkah penting dalam pencegahan.
Anak-anak muda perlu memahami apa itu HIV, bagaimana penularannya, dan apa yang harus dilakukan jika terdeteksi. Jangan takut untuk melapor dan berobat,” katanya.
Ketua Umum FIAKSI periode 2022–2025, Dr. dr. Lia G. Partakusuma, menyampaikan bahwa edukasi HIV AIDS merupakan agenda berkelanjutan organisasi sebagai bentuk kepedulian terhadap kesehatan masyarakat.
Edukasi tentang HIV AIDS dan keterkaitannya dengan penyakit lain, seperti tuberkulosis (TBC), harus terus disampaikan. TBC masih menjadi salah satu penyakit menular tertinggi di dunia dan kerap menjadi komplikasi pada pasien HIV,” ujar Lia.
Sementara itu, Ketua Umum FIAKSI terpilih periode 2025–2028, Brigjen (Purn) dr. Dewi Puspitorini, Sp.P(K), MARS, MHKes, menegaskan komitmennya untuk melanjutkan dan memperluas program edukasi kesehatan di masyarakat.
Kami akan terus mengajak masyarakat untuk tidak takut berobat. Dengan pengobatan yang teratur serta sistem rujukan yang jelas melalui puskesmas dan rumah sakit, penularan HIV dan TBC dapat ditekan,” kata Dewi.
Talkshow edukasi menghadirkan sejumlah narasumber dari kalangan medis dan komunitas, termasuk perwakilan Indonesian AIDS Coalition dan FemalePlus. Dalam kesempatan tersebut, FIAKSI juga menyerahkan plakat dan sertifikat apresiasi kepada para mitra komunitas.
Kegiatan ini diikuti oleh berbagai institusi dan organisasi, antara lain Ryazan Medical State I.P Pavlov University, Chongqing Medical University, dokter diaspora dari dalam dan luar negeri,IKA FK Unsri Dan FK UI, Universitas Hasanuddin, Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia (ISMKI), BEM KEMA FK Universitas Padjadjaran, Universitas YARSI, Poltekkes Bandung, DEMA FK UIN Jakarta, FK President University, FKK Universitas Muhammadiyah Jakarta, Himpunan FK UMJ, IMKANI, AOMKI (Aliansi Organisasi Mahasiswa Kesehatan Indonesia), serta pelajar SMAN 14 Jakarta Timur.
Melalui kegiatan ini, FIAKSI berharap pesan edukasi mengenai HIV AIDS dapat menjangkau masyarakat secara lebih luas serta menumbuhkan kesadaran bahwa pencegahan, deteksi dini, dan pengobatan yang teratur merupakan kunci utama dalam memutus rantai penularan penyakit menular.




































