JAKARTA – Di tengah gelombang kebijakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang dinilai kontroversial, khususnya terkait sektor pelayanan kesehatan dan pendidikan kedokteran, seruan penolakan menguat dari berbagai elemen masyarakat medis. Alumni dan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) angkat suara, memperingatkan bahwa kebijakan tersebut bukan hanya soal regulasi administratif, melainkan menyangkut masa depan kualitas layanan kesehatan nasional.
Dalam acara bertajuk “Salemba Bergerak: Mimbar Bebas Hari Kebangkitan Nasional – Pendidikan dan Pelayanan Kesehatan Bermutu adalah Hak Rakyat”, yang digelar di Aula IMERI FKUI Salemba, Selasa (20/5), berbagai pihak menyuarakan keprihatinan mereka. Acara ini diprakarsai oleh Ikatan Alumni FKUI (ILUNI FKUI) dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) IKM FKUI.
Ketua Umum ILUNI FKUI, Dr. dr. Wawan Mulyawan, SpBS, Subspes N-TB, SpKP, AAK, menegaskan pentingnya mempertahankan kualitas pendidikan kedokteran sebagai bagian dari perjuangan menuju bangsa yang sehat dan adil.
“Hari Kebangkitan Nasional selalu mengingatkan kita pada semangat Boedi Oetomo yang menyatukan berbagai elemen untuk membangun fondasi kemerdekaan. Hari ini, kita membutuhkan semangat yang sama untuk melindungi kedaulatan pendidikan kedokteran dan kesehatan rakyat Indonesia,” ujarnya.
Wawan juga menyoroti berbagai isu krusial dalam kebijakan baru Kemenkes, seperti penyederhanaan proses pendidikan dokter, pemisahan fungsi akademik dari rumah sakit pendidikan, serta pengurangan independensi kolegium. Menurutnya, langkah-langkah ini berpotensi menurunkan standar kompetensi dokter di Indonesia.
“Pendidikan kedokteran bukan sekadar pelatihan teknis. Ini adalah proses pembentukan profesional yang memiliki tanggung jawab moral tertinggi: menjaga nyawa manusia,” tegasnya.
Dewan Guru Besar FKUI juga telah menyuarakan sikap mereka pada Jumat, 16 Mei 2025, yang menjadi pemicu digelarnya mimbar bebas ini. Mereka menyerukan kepada seluruh civitas akademika dan masyarakat luas untuk tidak tinggal diam terhadap kebijakan yang berpotensi melemahkan kualitas sistem kesehatan nasional.
Acara ini diharapkan menjadi momentum kebangkitan kesadaran publik bahwa pendidikan kedokteran yang bermutu adalah fondasi dari layanan kesehatan yang adil dan berkualitas untuk seluruh rakyat Indonesia.
Penulis : Fahmy Nurdin
Editor : Fahmy Nurdin