JAKARTA – Praktisi spiritual Cahaya Adi Wibowo mengingatkan adanya fenomena nonfisik yang menurutnya tengah menyelimuti pusat pemerintahan. Ia menyebut serangan gaib mengarah ke Istana Negara, sementara aura gelap juga dirasakan di tengah masyarakat ibu kota.
“Energi negatif ini nyata, bukan hanya menyasar istana, tetapi juga merembes ke kehidupan rakyat. Jika tidak diwaspadai, bisa memicu ketidakstabilan,” kata Cahaya Adi Wibowo, Kamis (4/9/2025).
Cahaya Adi Wibowo menambahkan, leluhur bangsa tidak akan rela bila sesama anak bangsa saling bertikai. Menurutnya, alam pun akan merespons bila angkara murka dibiarkan. “Jika energi negatif terus dipelihara, bencana bisa menjadi peringatan. Para pemimpin harus belajar dari budaya Gunung Padang Cianjur, yang mengajarkan keseimbangan, keselarasan, dan penghormatan pada leluhur,” ujarnya.
Senada, praktisi spiritual Ki Dadigaro juga menilai potensi konflik bisa muncul dalam waktu dekat. Ia berharap aparat keamanan dapat mengambil langkah antisipatif agar gejolak tidak berkembang menjadi kerusuhan yang merugikan rakyat. “Kesiapsiagaan aparat adalah kunci untuk mencegah pecahnya konflik,” tegasnya.
Menurut Ki Dadigaro, konflik bukan hanya dipicu faktor politik atau ekonomi, melainkan juga kondisi batin masyarakat yang terpapar energi negatif. Karena itu, masyarakat diminta tidak mudah terprovokasi, menjaga ketenangan, serta memperkuat spiritualitas dalam kehidupan sehari-hari.
Kedua praktisi spiritual ini menekankan bahwa persatuan dan kesadaran kolektif menjadi benteng utama bangsa. Dengan meneladani kearifan budaya leluhur seperti di Gunung Padang, Indonesia diyakini mampu menghadapi berbagai tantangan sekaligus menjaga keharmonisan antara manusia, alam, dan spiritualitas.