Erfan Pratama dan Renungan Si Gondrong: Dari Dosa Menuju Cahaya Ampunan

- Jurnalis

Selasa, 7 Oktober 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Foto: Ilustrasi Renungan Jiwa. (Dok-Istimewa)

Foto: Ilustrasi Renungan Jiwa. (Dok-Istimewa)

JAKARTA – Dalam hiruk-pikuk kehidupan modern yang kian dipenuhi ambisi dan persaingan, kisah reflektif bertajuk “Renungan Jiwa: Tentang Perjalanan Si Gondrong dan Ampunan” karya Erfan Pratama, Ketua Pokja Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kejaksaan & Pengadilan Negeri Jakarta Timur, ditulis pada Selasa malam (7/10), menghadirkan napas sejuk bagi siapa pun yang tengah mencari makna kehidupan dan ampunan Ilahi.

Puisi reflektif ini bukan sekadar susunan kata puitis, melainkan perjalanan batin seseorang yang menapaki jalan panjang dari kelamnya masa lalu menuju cahaya pengampunan.

Sosok yang disebut “Si Gondrong” menjadi simbol manusia yang bergulat dengan dirinya sendiri, dengan dosa, penyesalan, dan akhirnya penemuan kembali jati diri spiritualnya di hadapan Tuhan.

Melalui kalimat pembuka yang jujur dan penuh penyesalan, “Aku punya masa lalu yang kelam, penuh kesalahan yang dulu membuatku jatuh dan jauh,” Erfan menghadirkan kejujuran yang langka di tengah budaya yang kerap menutupi luka batin. Ia tidak berusaha menjadi suci, melainkan menampilkan sisi manusiawi, seseorang yang salah, jatuh, namun tak berhenti berusaha bangkit.

Renungan tersebut memperlihatkan proses pertaubatan sebagai bentuk perjalanan spiritual yang tidak instan. Ia menegaskan bahwa masa lalu bukan untuk dibenci, melainkan dijadikan pelajaran.

“Kesalahan demi kesalahan menjadi guruku,” tulisnya, menunjukkan kesadaran bahwa penderitaan dan kegagalan bisa menjadi jalan menuju kebijaksanaan.

Puisi ini sarat dengan nilai-nilai Islam yang lembut dan mendalam. Di balik kata-kata sederhana, tersimpan keyakinan kuat bahwa manusia selalu memiliki kesempatan untuk kembali kepada Allah, selama masih diberi napas kehidupan.

“Selama napas ini masih ada, aku ingin mengisinya dengan harap dan taubat,” tulis Erfan.

Kalimat ini menjadi pesan moral yang menembus batas waktu, mengingatkan setiap pembaca bahwa harapan tidak pernah tertutup, sekalipun dosa pernah menodai langkah.

Sikap rendah hati di hadapan takdir juga menjadi inti pesan karya ini. “Aku sadar, kebenaran hanyalah milik Allah,” ungkapnya.

Pandangan ini merefleksikan kedewasaan spiritual: bahwa manusia hanya bisa berusaha, sedangkan hakikat kebenaran dan ampunan adalah wewenang mutlak Sang Pencipta.

Sebagai Ketua Pokja PWI di bidang Kejaksaan dan Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Erfan Pratama dikenal sebagai sosok wartawan yang tegas dan kritis terhadap isu hukum serta keadilan. Namun, lewat karya ini, ia menampilkan sisi lain dirinya lembut, reflektif, dan penuh rasa syukur.

“Renungan Jiwa” memperlihatkan bahwa di balik profesi keras seorang jurnalis, tetap bersemayam jiwa yang berjuang memahami arti hidup dan kebenaran spiritual.

Karya ini juga menjadi pengingat bagi para pekerja media bahwa kekuatan pena bukan hanya untuk mengungkap fakta, tetapi juga menyampaikan nilai-nilai kemanusiaan dan ketuhanan.

Puisi ini meneguhkan pesan universal: tidak ada manusia yang sempurna, tetapi setiap manusia memiliki kesempatan untuk memperbaiki diri.

Dalam konteks sosial yang sering menilai seseorang dari masa lalunya, Erfan mengajak pembaca untuk melihat sisi perubahan, bukan hanya kesalahan.

Karya “Si Gondrong dan Ampunan” menjadi potret perjalanan batin yang otentik, menggambarkan transformasi dari kegelapan menuju cahaya, dari kesombongan menuju kerendahan hati, dan dari rasa bersalah menuju ketenangan jiwa.

“Aku tahu, aku tak pernah sendiri di jalan pulang menuju-Nya.” Kalimat itu bukan hanya bentuk keyakinan, melainkan juga penghiburan bagi setiap hati yang masih mencari jalan pulang.

Penulis: Matyadi

Editor: Fahmy Nurdin

Berita Terkait

Kunjungan Spiritual Asosiasi APALI ke Situs Gunung Padang, Jawa Barat
Ziarah Religi Usai Idul Fitri 1446H: Napak Tilas Perjuangan Siti Fatimah di Gresik

Berita Terkait

Selasa, 7 Oktober 2025 - 23:34 WIB

Erfan Pratama dan Renungan Si Gondrong: Dari Dosa Menuju Cahaya Ampunan

Jumat, 23 Mei 2025 - 00:40 WIB

Kunjungan Spiritual Asosiasi APALI ke Situs Gunung Padang, Jawa Barat

Sabtu, 5 April 2025 - 22:20 WIB

Ziarah Religi Usai Idul Fitri 1446H: Napak Tilas Perjuangan Siti Fatimah di Gresik

Berita Terbaru