JAKARTA – PT Morenzo Abadi Perkasa Tbk (MAP) melaporkan hasil kinerja keuangan yang penuh tantangan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan dan Paparan Publik yang digelar, di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, pada Rabu (4/6). Perusahaan yang fokus pada ekspor produk rajungan ini mencatat kerugian bersih sebesar Rp4,26 miliar pada kuartal I tahun 2025, anjlok dibandingkan laba Rp1,3 miliar yang dibukukan pada periode yang sama tahun lalu.
Direktur MAP, Meriam Lina Sitorus, menjelaskan bahwa penurunan kinerja ini disebabkan oleh beberapa faktor eksternal, terutama tarif resiprokal yang diterapkan Pemerintah Amerika Serikat terhadap produk ekspor Indonesia. “Tarif lokal sebesar 32% yang diberlakukan sejak awal April sangat membebani pembeli di AS dan berimbas langsung terhadap turunnya permintaan,” ujarnya.
Penurunan Aset dan Lonjakan Liabilitas
Secara finansial, aset lancar per 31 Maret 2025 turun menjadi Rp168 miliar, menyusut Rp16 miliar dibandingkan posisi per 31 Desember 2024 yang sebesar Rp184 miliar. Penurunan ini terutama disebabkan oleh merosotnya persediaan akibat lemahnya permintaan pasar.
Sementara itu, liabilitas meningkat tajam menjadi Rp283 miliar, naik Rp52 miliar dibandingkan akhir 2024. Kenaikan ini sebagian besar berasal dari peningkatan utang bank yang diambil untuk menjaga operasional tetap berjalan di tengah tekanan pasar.
Ekuitas juga tergerus menjadi Rp163 miliar, turun tipis Rp1 miliar dari akhir tahun lalu.
Komposisi Penjualan Masih Terkonsentrasi di AS
Ekspor ke Amerika Serikat masih mendominasi penjualan kuartal ini, menyumbang 86,2% dari total penjualan, sementara pasar lainnya hanya menyumbang sekitar 1%. Penjualan lokal berada di angka 12%, jauh lebih kecil dibandingkan kontribusi ekspor.
Komposisi produk didominasi sepenuhnya oleh rajungan, yang masih menjadi andalan utama perusahaan.
Strategi Bertahan di Tengah Ketidakpastian
Menanggapi tekanan eksternal, MAP menyampaikan strategi untuk menjaga hubungan baik dengan pembeli utama dan memberikan insentif berupa pemotongan harga sebesar Rp2.000 per unit sebagai kompensasi atas beban tarif impor yang kini harus ditanggung buyer.
“Harapan kami, pemerintah dapat menegosiasikan kembali tarif ini agar tidak terlalu membebani industri ekspor perikanan kita,” ungkap Meriam.
Target Produksi dan Penjualan 2025
Meski menghadapi hambatan, MAP tetap menargetkan penjualan produk rajungan sebesar Rp33,3 miliar dan produk lunak Rp59,5 juta pada 2025. Target produksi rajungan mencapai 3,79 juta unit.
Tak Ada Pembagian Dividen
Dalam RUPS hari ini, diputuskan bahwa tidak ada pembagian dividen untuk tahun buku 2024, mengingat kondisi keuangan yang masih belum stabil.
CSR dan Dukungan Sosial
Corporate Social Responsibility (CSR) tetap berjalan di pabrik utama MAP yang berlokasi di Demak dan Medan, termasuk program sosial seperti bantuan Iduladha untuk warga sekitar pabrik.
Catatan Redaksi
Kinerja PT Morenzo Abadi Perkasa Tbk menjadi cerminan tantangan industri ekspor Indonesia di tengah gejolak kebijakan dagang internasional. Dengan ketergantungan besar terhadap pasar AS, ketidakpastian tarif menjadi risiko utama yang harus segera diatasi agar keberlangsungan ekspor tidak terganggu.
Penulis : Fahmy Nurdin
Editor : Fahmy Nurdin