KUNINGAN, JAWA BARAT – Tradisi tahunan Seren Taun Paseban Cigugur kembali digelar dengan meriah pada tahun ini, di Kuningan Cigugur, Kamis (19/6). Acara yang menjadi bagian dari warisan budaya lokal tersebut berlangsung khidmat dan semarak, menegaskan komitmen berbagai elemen bangsa dalam melestarikan tradisi leluhur yang sarat makna dan nilai.
Acara dihadiri oleh berbagai tokoh penting, di antaranya:
• Sultan Sepuh Jaenudin II Arianatareja Pangeran Heru Rusyamsi, S.Psi., M.H.
• Rd. Sandy Tumiwa
• Rd. Dilla Friandala Arianatareja
• Ketua LNPKRI yang diwakili oleh Bpk. Imam Hartamam
• Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah RI, Fajar Riza Ul Haq, MA
• Dirjen Perlindungan Kebudayaan dan Tradisi Kemendikbud, Dr. Restu Gunawan, M.Hum
• Perwakilan Gubernur Jawa Barat, Lendra Sofyan (Kepala Dinas Pariwisata)
Pangdam III/Siliwangi
Dalam sambutannya, Sultan Sepuh Jaenudin II Arianatareja menegaskan pentingnya menjadikan tradisi budaya bukan sekadar seremoni tahunan, melainkan sebagai praktik hidup yang berkelanjutan dalam keseharian masyarakat adat Nusantara.
“Seren Taun bukan hanya seremonial, ini adalah jati diri. Ini menjadi pengingat kita semua bahwa tradisi dan budaya adalah warisan luhur yang harus terus dilestarikan, dirawat, dan dihidupkan kembali di tengah derasnya arus globalisasi,” ujar Sultan.
Acara ini juga menjadi momentum bagi para pemangku adat, kerajaan, serta elemen masyarakat untuk memperkuat nilai-nilai kebangsaan dan cinta tanah air. Hadir pula tokoh nasional serta perwakilan kerajaan dari berbagai wilayah, seperti Sultan Samudra Pasai dan Sultan Jambi, meskipun berhalangan hadir secara langsung.
Salah satu peserta, Rd. Sandy Tumiwa, menyampaikan bahwa kehadirannya dalam acara ini mengajarkannya tentang arti mendalam dari cinta negeri dan kearifan lokal.
“Saya belajar banyak tentang nilai-nilai asah, asih, asuh dari para Sultan dan resi budaya. Senjata bangsa kita bukan nuklir, tapi cinta kasih. Ini kekuatan yang tidak dimiliki bangsa lain,” ungkap Sandy yang kini juga aktif dalam pelestarian budaya.
Ia menambahkan, bahwa generasi muda kini perlu mulai berbangga mengenakan pakaian adat seperti kebaya dan blangkon, yang tak hanya menunjukkan estetika tapi juga jati diri bangsa.
Agenda Mendatang: Festival Budaya Raja-Raja Nusantara
Rd.Dilla Friandala Arianaterja mengumumkan rencana besar ke depan: Festival Budaya Raja-Raja Nusantara, sebuah ajang berskala nasional yang akan melibatkan seluruh kerajaan adat di Indonesia dalam merajut kembali warisan budaya Nusantara.
“Kami ingin menghadirkan festival budaya yang bisa menjadi sarana edukasi, pelestarian, dan penguatan nilai-nilai luhur leluhur bagi masyarakat luas, terutama generasi muda,” ucapnya.
Pesan untuk Generasi Muda
Di akhir acara, Sultan Sepuh menyampaikan pesan mendalam kepada seluruh anak bangsa: “Kembalilah kepada budaya dan tradisi leluhur. Pakai kebaya bukan berarti tidak modern. Pakai blangkon bukan berarti kuno. Justru itu ciri khas kita, jati diri Indonesia yang tidak boleh luntur. Banggalah jadi anak bangsa. Indonesia keren, Indonesia jaya, Indonesia emas.”
Acara Seren Taun ini membuktikan bahwa pelestarian budaya bukan tugas masa lalu, melainkan investasi masa depan. Ketika budaya dijaga, bangsa pun akan tetap berdiri dengan martabat dan harga diri yang tinggi.
Penulis : Fahmy Nurdin
Editor : Fahmy Nurdin