JAKARTA – Dugaan penipuan dan wanprestasi dalam kerja sama pengurusan proposal kegiatan di sejumlah kementerian mencuat dan kini menjadi perhatian internal Relawan Tegak Lurus Prabowo. Abdul Jalil Karoror, Sekretaris Wilayah Relawan Tegak Lurus Prabowo se-Tanah Papua, secara resmi mengadukan persoalan tersebut kepada Ketua Umum Relawan Tegak Lurus Prabowo, Ir. H. Arse Pane, di Jakarta, Jumat (26/12/2025).
Aduan itu berkaitan dengan kerja sama pengurusan proposal kegiatan yang diklaim akan direalisasikan melalui Kementerian Pertanian dan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT). Namun, hingga bertahun-tahun berjalan, kegiatan yang dijanjikan tidak pernah terwujud, meskipun dana dalam jumlah besar telah disetorkan.
Ketua Umum Relawan Tegak Lurus Prabowo, Arse Pane, menjelaskan bahwa permasalahan bermula dari perkenalan Abdul Jalil dengan seseorang bernama Sulfan Oetama alias Sulfan Suari. Perkenalan tersebut difasilitasi oleh seorang rekan bernama Dedi di Bekasi.
“Awalnya hubungan ini dibangun atas dasar kepercayaan. Saudara Sulfan diperkenalkan oleh teman dekat yang pernah tinggal bersama Pak Abdul Jalil. Ia mengaku memiliki kapasitas sebagai politisi dan mempunyai akses serta jaringan di kementerian,” ujar Arse Pane kepada wartawan, Sabtu (27/12/2025).
Dalam penjelasannya, Arse Pane menyampaikan bahwa Sulfan Oetama kemudian menawarkan kerja sama pengurusan proposal kegiatan untuk wilayah Papua. Proposal tersebut, menurut klaim Sulfan, telah masuk hingga level sekretariat jenderal dan direktorat jenderal di kementerian terkait, serta dijanjikan akan terealisasi pada tahun anggaran 2023.
Namun seiring berjalannya waktu, realisasi yang dijanjikan tak kunjung terwujud. Janji kemudian bergeser ke tahun 2024 dengan berbagai alasan, disertai permintaan tambahan dana yang disebut-sebut sebagai biaya operasional, syukuran, hingga pengurusan lanjutan.
“Kalau dihitung secara kasar, total dana yang sudah dikirim Pak Abdul Jalil mencapai sekitar Rp450 juta, bahkan kemungkinan lebih. Semua bukti transfer ada dan terdokumentasi,” kata Arse Pane.
Memasuki akhir 2024 hingga berlanjut ke September dan Oktober 2025, janji realisasi kegiatan tetap tidak terealisasi. Komunikasi antara Abdul Jalil dan Sulfan Oetama pun disebut mulai terputus.
“WhatsApp masih aktif, centang dua, tetapi tidak pernah dibalas. Dari situ muncul dugaan kuat adanya unsur penipuan, karena tidak satu pun program yang benar-benar turun ke lapangan,” tegas Arse Pane.
Lebih lanjut, Arse Pane mengungkapkan bahwa Sulfan Oetama sempat menyebut adanya perjanjian atau legalitas kerja sama yang dibuat di hadapan notaris. Namun hingga kini, dokumen tersebut tidak pernah diperlihatkan secara jelas kepada pihak Abdul Jalil.
“Kalau memang benar dibuat di notaris, tentu bisa ditelusuri secara hukum. Tetapi jika ternyata itu tidak ada atau dimanipulasi, maka ada unsur pidana lain yang harus dipertanggungjawabkan,” ujarnya.
Arse Pane juga menyebut, janji-janji proyek yang disampaikan Sulfan Oetama bernilai fantastis. Mulai dari program pertanian hingga rencana pembangunan infrastruktur jalan hotmix melalui Kemendes PDTT dengan nilai puluhan miliar rupiah. Namun seluruh rencana tersebut hingga kini tidak pernah terealisasi.
Atas peristiwa ini, Abdul Jalil Karoror melalui Ketua Umum Relawan Tegak Lurus Prabowo berharap persoalan tersebut dapat diselesaikan terlebih dahulu melalui jalur kekeluargaan.
“Kami masih mengedepankan itikad baik. Harapan kami minimal ada klarifikasi yang jujur dan tanggung jawab, termasuk pengembalian dana secara bertahap,” ujar Arse Pane menyampaikan harapan korban.
Sementara itu, Arse Pane selaku Ketua Umum Relawan Tegak Lurus Prabowo menyampaikan sikap tegas organisasi. Ia meminta Sulfan Oetama alias Sulfan Suari segera menunjukkan itikad baik dan bertanggung jawab atas dugaan kerugian yang dialami Abdul Jalil.
“Kami meminta saudara Sulfan Oetama segera menyelesaikan persoalan ini dengan Pak Abdul Jalil selaku Sekretaris Wilayah Relawan Tegak Lurus Prabowo se-Tanah Papua,” kata Arse Pane.
Ia menegaskan, apabila penyelesaian secara kekeluargaan tidak membuahkan hasil, pihaknya siap menempuh langkah hukum.
“Jika tidak ada itikad baik, kami tidak akan ragu membawa persoalan ini ke jalur hukum. Bukti-bukti sudah lengkap. Ini demi keadilan dan kepastian hukum,” tegasnya.
Hingga berita ini diterbitkan, pihak Sulfan Oetama atau Sulfan Suari belum memberikan klarifikasi maupun tanggapan resmi atas dugaan tersebut.
Redaksi membuka ruang hak jawab bagi pihak-pihak terkait sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers.
Reporter: Fahmy Nurdin
Editor: Fahmy Nurdin




































