Kasudin LH Jakarta Pusat Ungkap Program Pengelolaan Sampah dan Lingkungan Hidup di Akhir Tahun
JAKARTA – Kepala Suku Dinas Lingkungan Hidup (Kasudin LH) Jakarta Pusat, Slamet Riyadi, Menyambut Hangat Kehadiran rekan rekan Pokja PWI Wali Kota Jakarta Pusat dikantor nya Jl. Rawasari Timur No.1, RT.16/RW.2, Cemp. Putih Tim., Kec. Cemp. Putih, Kota Jakarta Pusat, Kamis (12/12/2024).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Helmi AR, Ketua Pokja PWI Walikota Administrasi Jakarta Pusat yang juga didampingi oleh Pengurus dan Anggota tersebut diterima oleh Kepala Suku Dinas Lingkungan Hidup Walikota Jakarta Pusat, berserta Staf Sudin Lingkungan Hidup Jakarta Pusat.
Melalui sialturahmi ini, Helmi AR, Ketua Pokja PWI Wali Kota Jakarta Pusat berharap kedepan akan selalu terjalin komunikasi yang baik, dan menghasilkan hal-hal positif yang dapat diraskan masyarakat. “Semoga awal yang baik ini dapat membuahkan hal-hal yang baik kedepannya, dan kami selalu siap membantu dalam memberitakan setiap kegiatan dari Sudin Lingkungan Hidup, sesuai dengan tugas kami sebagai wartawan,” ujarnya.
” Slamet Riyadi mengungkapkan sejumlah program yang telah dan akan dijalankan untuk mendukung pengelolaan sampah dan menjaga kualitas lingkungan hidup di wilayahnya. Slamet menyampaikan rasa syukur atas kelancaran program lingkungan hidup hingga akhir tahun ini.
“Alhamdulillah, program-program kita berjalan dengan baik, meskipun masih ada beberapa target yang harus diselesaikan, seperti pembangunan fasilitas pengelolaan sampah yang sedang kami usahakan agar rampung tepat waktu,” ungkap Slamet Riyadi.
Salah satu fokus utama adalah peningkatan kesadaran masyarakat untuk memilah sampah. Slamet menyatakan bahwa warga yang telah memilah sampah dan menjadi anggota bank sampah akan dibebaskan dari tarif pengolahan sampah. “Warga yang tidak memilah akan dikenakan tarif, sedangkan yang sudah memilah akan dinolkan. Ini sebagai insentif agar masyarakat lebih sadar akan pentingnya pengelolaan sampah,” jelasnya.
Tarif pengolahan sampah akan diberlakukan bertahap, dengan nominal berkisar antara Rp10.000 hingga Rp30.000 per bulan, tergantung daya listrik rumah tangga. Program ini didukung oleh sosialisasi intensif kepada masyarakat melalui pengurus RT/RW dan pendamping lingkungan.
Slamet juga menyoroti peran TPS 3R (Reduce, Reuse, Recycle) yang berada di wilayah Jakarta Pusat, seperti di Cempaka Putih dan Rawasari. “Sampah yang terkumpul diolah menjadi bahan bakar alternatif untuk pabrik semen. Langkah ini terbukti mengurangi beban sampah yang dikirim ke tempat pembuangan akhir (TPA),” tambahnya.
Mulai tahun depan, sampah dari empat kecamatan, yakni Cempaka Putih, Senen, Kemayoran, dan Johar Baru, akan dialihkan ke RDF (Refuse-Derived Fuel) di Rorotan untuk mengurangi beban TPA Bantargebang yang saat ini menerima sekitar 7.500 ton sampah per hari.
Selain pengelolaan sampah, Slamet menegaskan komitmennya terhadap pengawasan lingkungan melalui program uji emisi kendaraan dan evaluasi dokumen lingkungan bagi perusahaan. “Kami rutin mengadakan uji emisi untuk mengurangi pencemaran udara. Untuk perusahaan, kami berikan teguran hingga sanksi jika ditemukan pelanggaran, namun tetap melalui prosedur yang berlaku,” ujarnya.
Slamet juga menyoroti pentingnya kerja sama dengan masyarakat dan pihak terkait, termasuk wartawan, dalam mengedukasi dan menyosialisasikan program lingkungan. “Tanpa dukungan teman-teman wartawan, sulit bagi kami untuk menyampaikan program-program ini kepada masyarakat luas,” pungkasnya.