JAKARTA – Mantan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim, membela program digitalisasi pendidikan yang kini tengah disorot Kejaksaan Agung terkait dugaan korupsi pengadaan laptop Chromebook.
Dalam siniar YouTube bersama Deddy Corbuzier yang tayang pada Rabu (11/6), Nadiem memaparkan bahwa sebanyak 81 persen dari total 77 ribu sekolah penerima laptop Chromebook telah menggunakannya untuk pembelajaran. Temuan itu, kata dia, diperoleh dari sensus langsung yang dilakukan kementeriannya pada 2023.
“Kita bukan sampling, kita melakukan sensus. Dari seluruh sekolah yang menerima, 81 persen merespon bahwa mereka menggunakan untuk pembelajaran,” ujar Nadiem.
Lebih lanjut, ia menyatakan bahwa 97 persen dari pengadaan laptop tersebut telah sampai dan dinyalakan di sekolah, menandakan hampir seluruh unit yang direncanakan telah terdistribusi dan difungsikan.
Nadiem juga menegaskan bahwa sekolah-sekolah penerima telah difasilitasi dengan koneksi internet. Bila masih ditemukan sekolah tanpa akses internet, ia menyebut pemerintah melakukan penyesuaian dengan menambah fasilitas infrastruktur secara bertahap.
“Kami juga melakukan renovasi sekolah, dan ini dilakukan berkala setelah pengadaan,” tambahnya.
Pernyataan ini disampaikan di tengah gencarnya penyidikan Kejaksaan Agung terkait dugaan korupsi dalam proyek pengadaan laptop untuk digitalisasi pendidikan. Penyidik telah menggeledah apartemen yang diduga milik mantan staf khusus Mendikbudristek, dalam rangka mengusut dugaan adanya pemufakatan jahat yang mengarahkan proses pengadaan alat tulis kantor berkedok teknologi pendidikan.
Meski begitu, hingga kini Kejagung belum menetapkan tersangka dalam kasus tersebut. Namun, indikasi adanya pengkondisian oleh sejumlah pihak untuk mengarahkan keputusan tim teknis menjadi sorotan serius publik dan penegak hukum.
Penulis : Fahmy Nurdin
Editor : Fahmy Nurdin