JAKARTA – Ribuan buruh yang tergabung dalam Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) menggelar aksi demonstrasi di depan Gedung DPR RI, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Senin (22/9/2025).
Aksi ini menyoroti persoalan ketenagakerjaan, khususnya penolakan terhadap praktik outsourcing serta tuntutan pembentukan regulasi baru yang lebih berpihak pada pekerja.
Pantauan di lokasi sekitar pukul 11.20 WIB, massa buruh tampak mengenakan atribut KSPSI lengkap dengan bendera organisasi serta bendera Merah Putih.
Sambil berorasi, mereka juga melantunkan sejumlah lagu perjuangan, termasuk Buruh Tani, yang kerap menjadi simbol perlawanan kaum pekerja.
Kehadiran massa dalam jumlah besar membuat arus lalu lintas di sekitar kawasan Gedung DPR mengalami kepadatan.
Pihak kepolisian melakukan rekayasa lalu lintas dengan mengalihkan kendaraan dari arah Semanggi menuju Slipi ke Jalan Gerbang Pemuda.
Meski demikian, jalur khusus Transjakarta tetap dibuka. Namun, situasi di lapangan menunjukkan sejumlah kendaraan pribadi terpaksa masuk ke jalur busway lantaran tidak ada akses lain yang tersedia. Kondisi ini sempat membuat lalu lintas di kawasan tersebut tersendat.
Dalam aksinya, KSPSI membawa sejumlah tuntutan utama yang mereka nilai sebagai langkah penting untuk memperjuangkan hak-hak pekerja di Indonesia.
Berikut poin-poin tuntutan yang disuarakan:
• Menegakkan supremasi sipil dalam penyelenggaraan negara.
• Mendesak DPR segera membentuk Rancangan Undang-Undang (RUU) Ketenagakerjaan.
• Menghapus sistem outsourcing dan menolak upah murah, yang mereka singkat dengan istilah HOSTUM.
Koordinator aksi menegaskan bahwa buruh tidak akan tinggal diam apabila pemerintah dan DPR terus mengabaikan aspirasi pekerja.
“Kami datang ke sini untuk menagih janji wakil rakyat. Outsourcing harus dihapus, dan upah layak harus dijamin,” seru salah satu orator dari atas mobil komando.
Ratusan aparat kepolisian tampak berjaga di sekitar lokasi untuk mengamankan jalannya aksi.
Polisi juga menyiapkan barikade kawat berduri di depan pintu masuk Gedung DPR sebagai langkah antisipasi.
Hingga siang hari, aksi berlangsung kondusif meskipun sempat menyebabkan kepadatan arus kendaraan di ruas Jalan Gatot Subroto dan sekitarnya.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari pihak DPR RI terkait aksi buruh tersebut.
Namun, sejumlah anggota legislatif dikabarkan akan menerima perwakilan KSPSI untuk menyampaikan aspirasi secara langsung.
Sementara itu, pengamat ketenagakerjaan menilai aksi ini mencerminkan masih kuatnya kegelisahan buruh terhadap praktik kerja fleksibel yang dianggap merugikan pekerja.
Menurutnya, tuntutan penghapusan outsourcing dan penolakan upah murah sejalan dengan kebutuhan menciptakan hubungan kerja yang lebih adil dan berkelanjutan.
(*/Fahmy)




































