JAKARTA – SOS Children’s Villages Indonesia kembali menegaskan komitmennya dalam membangun kemandirian dan ketahanan keluarga melalui kolaborasi lintas sektor dengan menggelar Workshop Joint Action for Smart & Empowerment Community, Senin (10/11/2025).
Acara yang berlangsung di Cashmere Room, lantai 6, Vertu Hotel Harmoni, Jakarta, ini menjadi wadah strategis untuk memperkuat sinergi antara sektor sosial, korporasi, dan komunitas dalam menciptakan perubahan berkelanjutan.
Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari strategi Joint Action yang diperkenalkan sejak tahun 2023 sebagai platform kerja bersama antara SOS Children’s Villages Indonesia dengan mitra-mitra perusahaan.
Tujuannya adalah menyelaraskan kontribusi berbagai pihak agar selaras dengan kebutuhan keluarga dampingan, saling melengkapi, dan memberikan dampak jangka panjang bagi komunitas.
Tantangan kemandirian keluarga masih menjadi isu penting di banyak wilayah dampingan SOS Children’s Villages Indonesia. Berbagai keluarga masih menghadapi keterbatasan dalam akses terhadap informasi, keterampilan, dan sumber daya yang memadai untuk meningkatkan taraf hidup, pendidikan, serta kesejahteraan mereka.
Sementara itu, lembaga sosial dan institusi pendidikan belum sepenuhnya mampu menjawab kebutuhan masyarakat yang terus berkembang. Untuk itu, SOS Children’s Villages Indonesia menginisiasi pendekatan kolaboratif yang menggabungkan peran dunia usaha, lembaga sosial, dan komunitas agar tercipta solusi yang lebih berdaya guna.
Melalui program pemberdayaan terintegrasi, SOS Children’s Villages Indonesia berupaya memperluas akses masyarakat terhadap pelatihan keterampilan, pendampingan sosial, pengelolaan lingkungan, serta peluang usaha yang dapat memperkuat resiliensi keluarga.
“Selama beberapa tahun terakhir, kami menyadari bahwa kolaborasi yang berjalan terpisah kerap membuat hasilnya tidak optimal. Karena itu, strategi Joint Action kami desain untuk menjadi wadah penyelarasan program agar setiap inisiatif lebih terarah, relevan, dan berkesinambungan,” ujar Gregor Hadi Nitihardjo, National Director SOS Children’s Villages Indonesia.
Sebagai bagian dari realisasi strategi tersebut, SOS Children’s Villages Indonesia menghadirkan dua inisiatif unggulan yang menunjukkan bagaimana sinergi lintas pihak dapat memberikan dampak nyata.
Program ini memfokuskan pemberdayaan ekonomi berbasis lingkungan melalui kegiatan seperti budidaya greenhouse, peternakan, dan pengelolaan sampah terpadu.
Selain mengurangi risiko anak terpisah dari keluarganya karena tekanan ekonomi, program ini juga membuka peluang pendapatan berkelanjutan bagi keluarga prasejahtera di sekitar SOS Children’s Village Bali.
Di tengah krisis air bersih yang melanda beberapa wilayah di Flores, program ini hadir dengan pendekatan rainwater harvesting (penampungan air hujan), sistem air adaptif terhadap perubahan iklim, serta partisipasi aktif komunitas lokal.
Program ini memberi perhatian khusus kepada perempuan dan anak-anak sebagai kelompok yang paling terdampak oleh kelangkaan air.
Workshop Joint Action for Smart & Empowerment Community dirancang untuk mencapai tiga sasaran strategis:
• Memperkuat Kolaborasi Antar Mitra
Melalui pertukaran pengetahuan dan pengalaman, para mitra diharapkan dapat bergerak menuju visi bersama: membangun keluarga dan komunitas yang mandiri, adaptif, serta berdaya.
• Merancang Program yang Tepat Sasaran Workshop ini menjadi ruang kolaboratif bagi mitra untuk merancang program yang betul-betul menjawab kebutuhan di lapangan, bukan sekadar inisiatif tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) yang bersifat simbolis.
• Membuka Ruang Jejaring Lintas Sektor
Kegiatan ini juga memberikan kesempatan bagi para pemangku kepentingan untuk saling terhubung, berbagi praktik baik, dan menggagas kolaborasi baru di luar program SOS Children’s Villages Indonesia.
Dalam sambutannya, Gregor Hadi Nitihardjo menegaskan bahwa Joint Action bukan sekadar jargon kolaborasi, tetapi gerakan nyata untuk memastikan setiap mitra berperan secara strategis dan berkesinambungan.
“Kami percaya bahwa kemandirian keluarga tidak bisa dibangun oleh satu pihak saja. Dibutuhkan kolaborasi yang bukan hanya seremonial, tetapi benar-benar terintegrasi dan berbasis pada kebutuhan nyata masyarakat. Joint Action memastikan setiap kontribusi mitra saling melengkapi, sehingga dampaknya terasa langsung bagi anak, keluarga, dan komunitas,” ujar Gregor.
Workshop ini diharapkan dapat menghasilkan kesepahaman dan komitmen bersama untuk memperkuat ekosistem pemberdayaan sosial di Indonesia, dengan menempatkan anak dan keluarga sebagai pusat dari setiap upaya pembangunan berkelanjutan.
SOS Children’s Villages merupakan organisasi sosial non-profit yang berdiri sejak 1949 di Innsbruck, Austria, dan kini hadir di 144 negara, termasuk Indonesia. Sejak berdiri di Indonesia 53 tahun lalu, organisasi ini telah mencetak lebih dari 2.200 kaum muda mandiri serta mengasuh dan mendampingi ribuan anak dan keluarga.
Pada tahun 2025, SOS Children’s Villages Indonesia mengasuh 689 anak dan remaja di sembilan kota Lembang, Jakarta, Semarang, Yogyakarta, Bali, Flores, Banda Aceh, Meulaboh, dan Medan serta mendampingi lebih dari 6.600 anak, keluarga, dan komunitas dalam program pemberdayaan sosial dan ekonomi.
Dengan semangat kolaborasi yang semakin kuat, SOS Children’s Villages Indonesia berharap Joint Action dapat menjadi model kemitraan sosial yang efektif untuk membangun masa depan yang lebih inklusif, mandiri, dan berdaya bagi setiap anak dan keluarga di Indonesia.
Reporter: Fahmy Nurdin
Editor: Fahmy Nurdin




































