JAKARTA – Di tengah meningkatnya persoalan lingkungan dan bencana alam yang melanda berbagai wilayah di Indonesia, sebuah pengalaman edukatif berbasis seni, cerita, dan teknologi hadir untuk menanamkan kesadaran lingkungan sejak usia dini. Wahana bertajuk Pipilaka Calling resmi dibuka di Sarinah, Jakarta Pusat, sebagai ruang eksplorasi anak dan keluarga yang mengusung pesan cinta bumi.
Pipilaka Calling mengajak pengunjung memasuki dunia imajinatif bernama Vivi Laka-Laka, sebuah hutan sakral yang terinspirasi dari bahasa Sanskerta, di mana “laka-laka” berarti semut. Karakter semut menjadi simbol gotong royong, kepedulian, dan tanggung jawab terhadap lingkungan.
Melalui pengalaman interaktif, anak-anak diajak mengenal pentingnya menjaga kebersihan, menanam pohon, serta membuang sampah pada tempatnya. Edukasi ini dikemas dalam bentuk ekspedisi digital, visual berwarna-warni, lagu, cerita, hingga aktivitas menggambar yang hasilnya dapat ditampilkan di layar besar, memberikan rasa kepemilikan dan keterlibatan langsung bagi anak-anak.
“Pesannya sangat sederhana, tapi penting: kita harus saling mencintai, peduli pada bumi, dan menjaga lingkungan. Hal-hal kecil seperti tidak membuang sampah sembarangan dan menanam pohon harus dibiasakan sejak kecil,” ujar salah satu inisiator Pipilaka Calling.
Menurutnya, manusia selama ini terus mengambil dari alam tanpa cukup memberi kembali. Melalui Pipilaka Calling, anak-anak diperkenalkan pada konsep bahwa bumi, layaknya rumah sendiri, perlu dirawat dan dijaga agar tetap lestari, tidak hanya untuk manusia, tetapi juga bagi seluruh ekosistem yang hidup di dalamnya.
Tak sekadar wahana hiburan, Pipilaka Calling juga mengusung misi sosial. Seluruh hasil penjualan tiket senilai Rp50.000 akan disumbangkan 100 persen untuk mendukung pendidikan anak-anak berbakat di bidang kreatif dan digital. Dana tersebut akan digunakan untuk membangun dan mengembangkan akses pendidikan kreatif yang lebih terjangkau.
Pipilaka Calling bekerja sama dengan institusi pendidikan kreatif yang telah berpengalaman lebih dari 15 tahun dan berhasil mendidik ratusan anak Indonesia hingga menembus industri animasi, gim, dan film internasional, termasuk di Jepang serta studio besar seperti Disney dan Pixar.
“Anak-anak Indonesia sangat kreatif dan berbakat, tapi akses pendidikannya masih terbatas dan mahal. Kami ingin membuka kesempatan agar mereka bisa berkembang dan berkontribusi bagi bangsa,” lanjutnya.
Peluncuran Pipilaka Calling turut dihadiri sejumlah tokoh nasional dan publik figur, di antaranya Yovie Widianto selaku Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi Kreatif, Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana, Ketua Komisi IV DPR RI, serta sejumlah artis seperti Cinta Laura, Soimah, Ringgo Agus Rahman, dan Nirina Zubir yang terlibat secara sukarela dalam pengisi suara dan dukungan kreatif.
Kehadiran para tokoh tersebut dinilai sebagai bentuk apresiasi terhadap inisiatif edukasi yang menggabungkan hiburan, nilai sosial, dan kepedulian lingkungan.
Dengan mengusung semangat gotong royong layaknya koloni semut, Pipilaka Calling diharapkan menjadi ruang pembelajaran alternatif bagi anak-anak, terutama selama masa liburan, sekaligus mengajak orang dewasa untuk kembali mengingat tanggung jawab bersama dalam menjaga bumi.
“Kalau semua orang mau melakukan sedikit kebaikan, dampaknya akan besar,” tutupnya.




































