JAKARTA – Suasana penuh refleksi dan semangat kebangsaan menyelimuti pameran fotografi yang digelar dalam rangka memperingati Bulan Bung Karno, tepat pada hari kelahiran Proklamator RI, 6 Juni. Momen ini juga bertepatan dengan Hari Raya Iduladha, sebuah kebetulan yang oleh sebagian pihak dianggap sebagai pesan simbolik akan pentingnya pengorbanan dan perjuangan di era kini.
Namun, Mas Toh, penyelenggara pameran yang juga merupakan fotografer senior, mengingatkan agar tidak mencampuradukkan aspek spiritual dan sejarah. “Bung Karno lahir 6 Juni adalah fakta sejarah. Iduladha 6 Juni juga fakta sejarah. Itu semua sudah takdir Allah SWT. Tidak perlu dicampuradukkan,” tegasnya di Jakarta, Sabtu (7/6/25).
Pameran ini menampilkan karya-karya fotografi Mas Toh yang merekam jejak sejarah bangsa, dari masa perjuangan hingga dinamika sosial kontemporer. Menurutnya, pameran ini digelar bukan hanya sebagai bentuk penghormatan terhadap Bung Karno, tetapi juga sebagai upaya nyata menggalang dana untuk membantu berbagai pihak yang membutuhkan, mulai dari jurnalis, musisi, hingga masyarakat umum yang sedang mengalami kesulitan kesehatan.
“Kami bantu tanpa birokrasi yang rumit. Banyak yang datang minta bantuan karena stroke, patah tulang, dan sebagainya. Maka dari itu, kegiatan seperti ini penting untuk terus digelar,” ujarnya.
Terkait pertanyaan mengenai kemungkinan keluarga Bung Karno meminta rehabilitasi hukum atau pengadilan ulang atas perlakuan terhadap sang Proklamator di masa Orde Baru, Mas Toh menegaskan tidak ada urgensi untuk hal tersebut. “MPRS sudah mencabut keputusan-keputusan lama, dan Bung Karno sudah ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional. Jadi tidak ada yang perlu diklarifikasi lagi,” ujarnya lugas.
Sementara itu, politisi dan budayawan Fadli Zon yang turut hadir menyampaikan apresiasinya terhadap pameran tersebut. Ia menilai karya-karya Mas Toh bukan hanya dokumentasi visual, melainkan juga catatan sejarah yang bernilai tinggi. “Mas Tok adalah seniman sejati. Foto-fotonya merekam peristiwa penting, tokoh-tokoh besar, dan kehidupan rakyat biasa. Ini bagian dari upaya merawat sejarah kita,” kata Fadli.
Fadli juga menegaskan bahwa posisi Bung Karno dan Bung Hatta sebagai Proklamator dan Founding Fathers sudah final dan tidak tergantikan. “Status beliau sebagai pahlawan nasional dan proklamator sudah jelas dan resmi melalui keputusan presiden. Sekarang tugas kita adalah melanjutkan perjuangan beliau dalam konteks kekinian,” tambahnya.
Pameran ditutup dengan sesi makan siang bersama dan hiburan, mempererat silaturahmi antar peserta, tamu undangan, serta komunitas seni dan sejarah yang hadir.
Penulis : Fahmy Nurdin
Editor : Fahmy Nurdin