KUDUS – Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) mendorong pelaku UMKM hingga pengemudi ojek online untuk semakin memanfaatkan ekosistem digital, khususnya lokapasar (e-commerce), guna mengoptimalkan potensi ekonomi nasional sekaligus meningkatkan daya saing produk dalam negeri.
Deputi Bidang Usaha Kecil Kementerian UMKM, Temmy Satya Permana, mengatakan ekonomi digital Indonesia saat ini masih ditopang kuat oleh sektor e-commerce yang menyumbang sekitar 70 persen aktivitas ekonomi digital nasional.
Sekitar 25 juta pelaku UMKM sudah masuk ke ekosistem digital melalui media sosial dan marketplace. Pemanfaatannya tidak hanya untuk pemasaran, tetapi juga meningkatkan efisiensi produksi, pengelolaan SDM, hingga sistem pembayaran,” ujar Temmy dalam acara Kota Masa Depan bersama Grab Indonesia di Kudus, Jumat (19/12).
menambahkan, data Kementerian Perdagangan mencatat jumlah pengguna e-commerce di Indonesia terus tumbuh sepanjang 2020–2023 dan mencapai 58,63 juta pengguna. Angka tersebut diproyeksikan meningkat hingga 99,1 juta pengguna pada 2029, seiring meningkatnya adopsi teknologi digital di masyarakat.
Meski demikian, Temmy mengingatkan bahwa perkembangan ekonomi digital juga diiringi tantangan, terutama rendahnya kesadaran konsumen dalam memilih produk dalam negeri saat berbelanja daring. Preferensi belanja masyarakat masih didominasi pertimbangan harga dan kualitas, tanpa memperhatikan asal produk.
Untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah telah menerbitkan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 31 Tahun 2023 yang mewajibkan pencantuman negara asal produk di marketplace. Namun, penerapannya dinilai belum berjalan optimal.
Kami mendorong pelaku usaha agar konsisten mencantumkan asal produk. Informasi ini penting agar konsumen memiliki kesadaran memilih produk lokal,” kata Temmy.
menegaskan penguatan pasar domestik menjadi kunci keberlanjutan UMKM. Dengan dukungan kebijakan dan transformasi digital yang tepat, produk lokal diyakini mampu menguasai pasar dalam negeri.
Saat ini, tercatat lebih dari 122 juta pelaku UMKM telah terdaftar di berbagai platform e-commerce. Sementara jumlah mitra pengemudi ojek online mencapai 9,65 juta orang, dengan sekitar 2,55 juta mitra aktif setiap hari.
Menurut Temmy, pengemudi ojek online memiliki peran strategis sebagai penghubung antara penjual dan konsumen dalam ekosistem digital. Kolaborasi antara penjual, kurir, dan pengguna membentuk ekosistem e-commerce yang saling menguatkan.
Sejalan dengan itu, Grab Indonesia melalui program Kolaborasi Nyata untuk Masa Depan (Kota Masa Depan) turut mendukung percepatan transformasi digital UMKM.
CEO Grab Indonesia, Neneng Goenadi, mengatakan program tersebut telah mendampingi lebih dari 200.000 UMKM di 16 kota melalui pendampingan intensif selama empat bulan, mencakup digitalisasi usaha, pelatihan pemasaran, dan pengembangan bisnis berkelanjutan.
Kudus menjadi kota ke-17 karena memiliki basis industri padat karya yang kuat serta potensi kuliner lokal yang kaya dan berakar pada budaya daerah,” ujarnya.




































