JAKARTA – Dukungan terhadap digitalisasi budaya Nusantara semakin menguat. Sultan Sepuh Cirebon, Heru Rusyamsi, SH, MH, bersama Dewan Adat Nusantara menyatakan komitmen penuh mendukung platform digital Patriot Nusantara (Patrion) sebagai media pelestarian budaya di era modern.
“Patrion adalah ruang edukasi yang kami tunggu-tunggu. Ini penting untuk menjaga jati diri bangsa di tengah arus globalisasi,” tegas Sultan Heru disela acara peluncuran Patrion Movement, Rabu (11/6).
Dewan Adat Nusantara, yang menaungi para raja dan sultan di seluruh penjuru negeri, menilai Patrion sebagai solusi konkret bagi generasi muda untuk mengenal kembali akar budayanya secara relevan dan berbasis teknologi.
Sultan Heru juga menyinggung urgensi realisasi Dana Abadi Kebudayaan yang dijanjikan pemerintahan Presiden terpilih Prabowo Subianto.
“Dana ini sangat kami harapkan. Jika benar disalurkan, desa adat, keraton, hingga kesultanan bisa menjadi pusat pendidikan budaya yang hidup dan mandiri,” tandasnya.
Senada, Raden Sandy MJ Tumiwa, SH—yang juga menjabat Wakil Ketua Hubungan Komunikasi antara Kesultanan dan Negara—menyatakan bahwa masa depan budaya Indonesia ada di tangan generasi muda yang percaya diri terhadap warisan leluhur.
“Anak muda jangan malu pakai blangkon, kebaya, atau batik. Mereka lahir di Nusantara, bukan di negeri antah-berantah. Budaya kita harus jadi kebanggaan, bukan kenangan,” kata Raden Sandy, yang baru-baru ini menerima gelar kehormatan bangsawan dari Kesultanan Cirebon.
Raden Sandy menegaskan bahwa Dewan Adat siap menjadi mitra strategis dalam memproduksi konten budaya berkualitas yang mampu bersaing di tingkat global, bahkan menyebut harapan agar budaya Nusantara bisa menembus pasar seperti Hollywood atau Bollywood.
Menutup pernyataannya, Raden Sandy menyerukan perlunya kolaborasi antarpemangku adat, komunitas seni, dan media sebagai upaya kolektif membangun identitas bangsa.
“Indonesia tidak bisa dibangun hanya dengan infrastruktur. Pembangunan karakter bangsa dimulai dari akar budaya. Dan Patriot adalah salah satu jalannya,” pungkasnya.
Penulis : Fahmy Nurdin
Editor : Fahmy Nurdin